METODE PENGAJARAN PAI





MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Metodik Khusus PAI

Dosen Pengampu:
MUSLIMIN, S.Pd.I,. M.Pd.I



Disusun Oleh Kelompok 10:
Mila Agustin : T.PAI.1.2016.045
Tajri : T.PAI.1.2016.029

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SYEKH MAULANA QORY (STAI SMQ) BANGKO
TAHUN PELAJARAN 2018




KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan umat islam dengan menurunkan al-Qur'an dan menjadikannya sebagai sumber hukum, nasihat, petunjuk, obat dan rahmat. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan pada Rasulullah SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan siapa saja yang mengikuti jejak-jejak mereka hingga akhir zaman.
Dengan pertolongan Allah, maka makalah Metodik Khusus PAI ini dapat di selesaikan. Dalam makalah ini, pembahasannya tidak terlalu panjang lebar dalam membahas sesuatu topik, namun pembahasannya cukup singkat dan padat, terkadang kami memilih dari salah satu pendapat para ulama yang kami anggap kuat. Demikianlah makalah ini kami buat, dan kami menyadari masih banyak kekurangan didalam penulisan makalah ini. Demi kebenaran makalah ini kami memohon saran kepada mahasiswa mahasiswi dan khususnya kepada dosen (Metodik Khusus  PAI). Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi bagi kita semua. Amin.





Penyusun






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 4
A.    Latar Belakang....................................................................................................... 4
B.     Rumusan Masalah.................................................................................................. 4
C.     Tujuan Masalah...................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................5
A.    Metode Mind Mapping............................................................................................5
B.     Metode Problem Solving.........................................................................................7
C.     Metode Proyek........................................................................................................9
D.    Metode Moral Reasoning.........................................................................................11
BAB III PENUTUP..........................................................................................................13
A.   Kesimpulan................................................................................................................13
B.    Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sekolah merupakan lembaga formal yang berfungsi membantu khususnya orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka. Sekolah memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada anak didiknya secara lengkap sesuai dengan yang mereka butuhkan. Semua fungsi sekolah tersebut tidak akan efektif apabila komponen dari sistem sekolah tidak berjalan dengan baik, karena kelemahan dari salah satu komponen akan berpengaruh pada komponen yang lain yang pada akhirnya akan berpengaruh juga pada jalannya sistem itu sendiri. salah satu dari bagian komponen sekolah adalah guru.
Guru dituntut untuk mampu menguasai kurikulum, menguasai materi, menguasai metode, dan tidak kalah pentingnya guru juga harus mampu mengelola kelas sedemikian rupa sehingga pembelajaran berlangsung secara aktif, inovatif dan menyenangkan.
Sebagai seorang guru kita dapat melihat bahwa pembelajaran menjadi kurang efektif karena jumlah siswa terlalu banyak dengan berbagai karakter. Hal ini tentu suatu hambatan bagi guru dalam mengelola kelas. Namun hambatan tersebut bisa diubah menjadi sebuah kekuatan dalam pengelolaan kelas yang efektif dan efisien sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Pemilihan metode mengajar untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan penggunaan metode yang bisa digunakan dan disesuaikan pemilihan penggunaanya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian aplikasi metode Mind Apping, Probblem Solving, ProyekMoral Reasoning?
2.      Apa saja Kelebihan dan kekurangan aplikasi metode tersebut?
3.      Bagaimana relevansi metode terhadap pembelajaran PAI?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Metode Mind Mapping
1.      Pengertian Metode Mind Mapping
Konsep Mind Mapping ini asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Mind mapping bisa disebut sebuah peta rute yang digunakan ingatan, membuat kita bisa menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita yang alami akan dilibatkan sejak awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat biasa.
Mind mapping merupakan tehnik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Dengan metode mind mapping siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga 78%.
Dari uraian tersebut, peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka kan memudahkan seserorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. Peta pikiran yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap harinya. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran.
Tugas guru dalam proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan mind mapping. (Sugiarto,Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir.)
Dari pengertian Mind Mapping diatas, kelompok kami menyimpulkan pengertian mind mapping adalah salah satu cara mencatat materi pelajaran yang untuk memudahkan siswa dalam belajar. Metode ini juga bisa disebut dengan teknik mencatat kreatif.  Mengapa demikian? Karena pembuatan mind mapping ini membutuhkan pemanfaatan imajinasi dari si pembuatnya.
Cara membuat mind mapping, terlebih dahulu siapkan selembar kertas kosong yang diatur dalam posisi landscape kemudian tempatan topik yang akan dibahas di tengah-tengah halaman kertas dengan posisi horizontal. Usahakan menggunakan gambar, simbol atau kode pada mind mapping yang dibuat. Dengan visualisasi kerja otak kiri yang bersifat rasional, numerik dan verbal bersinergi dengan kerja otak kanan yang bersifat imajinatif, emosi, kreativitas dan seni. Dengan ensinergikan potensi otak kiri dan kanan, siswa dapat dengan lebih mudah menangkap dan menguasai materi pelajaran.

2.      Kelebihan dan Kekurangan Metode Mind Mapping
a.      Kelebihan Metode Mind Mapping
1.      Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.
2.      Dapat bekerjasama dengan teman lainnya.
3.      Catatan lebih padat dan jelas.
4.      Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan.
5.      Catatan lebih terfokus pada inti materi.
6.      Mudah melihat gambaran keseluruhan.
7.      Membantu Otak untuk : mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat hubungan.
8.      Memudahkan penambahan informasi baru.
9.      Pengkajian ulang bisa lebih cepat.
10.  Setiap peta bersifat unik
b.      Kekurangan Metode Mind Mapping
1.      Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
2.      Tidak sepenuhnya murid yang belajar.
3.      Mind map siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa mind map siswa.


3.         Relevansi terhadap Materi Pembelajaran PAI
a.       Relevansi terhadap materi pembelajaran PAI :
Sangat berpengaruh kepada peserta anak didik dalam mengajarkan Agama Islam, karena dengan metode mind mapping, siswa bisa lebih mudah mengingat dengan adanya struktur yang telah dibuat. Metode ini juga bisa memudahkan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
b.      Cara penerapan mind mapping :
Sebaiknya siswa aktif mempelajari teknik peta konsep dan bersungguh-sungguh mengikuti pelajaran, sehingga akan lebih mudah memahami materi pelajaran. Selain itu, guru harus membiasakan memberi tugas kepada siswa untuk membuat mind mapping dengan tujuan mereka sudah membaca dan memahami terlebih dahulu materi sebelum diterangkan guru didalam kelas.

B.     Metode Problem Solving
1.      Pengertian Metode Problem Solving
Metode Problem Solving bukan sekedar metode mengajar, tetapi suatu metode berfikir, karena dalam metode solving dapat menggunakan metode lainya yang dimulai dari mencari data hingga menarik suatu kesimpulan. Metode ini bisa membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan dan juga merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa. kemudian proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah yang nantinya dapat membiasakan siswa dalam menyelesaikan.[1]
Ada bermacam-macam cara yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah :
a.       Memecahkan masalah dengan trial and error(mencoba-coba)
b.      Memecahkan masalah melalui insight (pengetahuan)
c.       Pemecahan masalah secara ilmiah. Terdiri atas 5 langkah pokok sebagai berikut :
1.      Menyadari dan memahami masalah
2.      Merumuskan hipotesis
3.      Mengumpulkan data
4.      Menguji hipotesis
5.      Merumuskan simpulan [2]

2.      Kelebihan dan Kekurangan Metode Problem Solving
a.       Kelebihan Metode Problem Solving
Setiap pendekatan tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan Problem Solving merangsang perkembangan anak untuk berpikir seperti yang dikemukakan Muhsetyo (2007:127) yaitu:
1.      Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2.      Berpikir dan bertindak kreatif
3.      Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
4.      Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5.      Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6.      Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan maslah yang dihadapi dengan tepat.
7.      Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan.
b.      Kekurangan Metode Problem Solving
Kekurangan Problem Solving Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru. Kurangnya pengetahuan dan keahlian guru seperti yang dikemukakan Mutadi (2010) yaitu:
1.      Kurangnya pengetahuan dan keahlian guru dalam menerapkan Problem Solving.
2.      Isi dari kurikulum sangat padat dan tidak memberikan celah untuk Problem Solving.
3.      Sistem pengujian masih disentralkan dan tidak relevan dengan Problem Solving
3.      Relevansi terhadap Materi Pembelajaran PAI
1.      Contoh Problem solving
Berpikir : berwudhu pada air yang keruh boleh atau tidak?
Siswa berpikir, “kira-kira jika saya berwudhu dengan air yg keruh sah atau tidak ya shalatnya?
Nah, kita berwudhu pakai air keruh itu sah shalatnya. Sebab, air keruh belum tentu ada terkena najis, sebab tidak ada rasa, bau dan lain-lain.
Itu mengajak siswa untuk berpiikir (problem solving) dan akhirnya menarik kesimpulan yaitu “SAH” wudhunya.
2.      Relevansi terhadap materi pembelajaran PAI :
Dengan adanya metode problem solving (berpikir) maka dapat membuat siswa semakin giat, semangat untuk mencari permasalahan lain dalam pembelajaran PAI seperti shalat, haji, puasa, ziarah dll. Dan dengan kemampuan siswa juga mampu memecahkan masalahnya dengan cara berpikir (problem solving) 
3.      Cara penerapannya :
Guru mencari bahan pikiran (masalah) dan memberikan tugas kepada siswa. Kemudian siswa sendiri akan berpikir untuk mencari pemecahan masalah yang telah disampaikan oleh guru, setelah siswa dapatkan jawaban masalah, maka akan timbullah suatu interaksi/diskusi terhadap siswa tersebut dengan siswa yang lain.

C.    Metode Proyek
1.      Pengertian Metode Proyek
Metode proyek atau unit ialah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.
Metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya. Bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar.[3]
2.      Kelebihan dan Kekurangan Metode Proyek
a.       Kelebihan Metode Proyek
1.      Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
2.      Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Kekurangan Metode Proyek
1.      Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
2.      Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini.
3.      Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan
4.      Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.[4]
3.      Relevansi terhadap Materi Pembelajaran PAI
Pelajaran melalui metode proyek dilakukan dengan cara menghubungkan sebanyak mungkin dengan pengetahuan yang telah diperoleh anak didik. Prinsip metode proyek adalah membahas suatu unit bahan pelajaran , ditinjau dari mata pelajaran lain. Metode ini dapat memantapkan pengetahuan yang diperoleh anak didik. Menyalurkan minat serta melatih anak didik menelaah suatu materi pelajaran dengan wawasan yang lebih luas.[5]
D.    Metode Moral Reasoning
1.      Pengertian Metode Moral Reasoning
Secara sederhana reasoning bisa diartikan sebagai “mencari pemecahan atas sebuah masalah dengan menggunakan logika sehat”. Sehingga moral reasoning bisa diartikan sebagai upaya kita untuk memecahkan masalah moral dengan menggunakan logika sehat. Dalam berlogika secara sehat seseorang harus mampu memahami dengan baik masalah yang sedang dihadapinya sebelum memutuskan pemecahan masalah seperti apa yang akan diambilnya. Setelah masalah teridentifikasi dengan jelas, orang tersebut harus ber-reasoning : yaitu membuat pertimbangan-pertimbangan (pertimbangan hukum, agama, dampak lingkungan dll) dengan cermat. Secara teori, semakin banyak pertimbangan, semakin baik keputusan yang diambil.
Dalam kajian tentang ilmu moral yang dilakukan selama beratus-ratus tahun oleh filsuf dari Yunani hingga dunia Barat, moral reasoning merupakan bagian penting yang harus dimiliki oleh manusia. Jika seseorang tidak bisa ber-reasoning ketika menghadapi masalah moral, maka orang tersebut telah terjangkin penyakit tumpul moral. (Cohen, 2006)

2.      Kelebihan dan Kekurangan Metode Moral Reasoning
a.       Kelebihan Metode Moral Reasoning
1.      Proses kegiatan belajar mengajar fokus pada aspek moral reasoning aspek (kognitif)
2.      Membantu guru dalam mencapai moral reasoning (ranah kognitif)
3.      Siswa dapat fokus mencapai aspek moral reasoning (kognitif)



b.      Kekurangan Metode Moral Reasoning
1.      Aspek afektif dan psikomotorik kurang diperhatikan saat kegiatan belajar mengajar
2.      Kolaborasi dengan aspek afektif dan psikomotor membutuhkan pemikiran matang dari guru agar tidak mengganggu titik fokus pengembangan moral reasoning (kognitif)
3.      Relevansi terhadap Materi Pembelajaran PAI. Menurut kelompok kami, hubungan metode moral reasoning terhadap materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam lebih mengarahkan dan menekankan kepada sikap dalam pemutusan masalah.

















BAB III
PENUTUP
A.        Kesimpulan
Berikut ini adalah pengertian dari masing-masing empat Metode yang kita bahas:
1.      Mind mapping adalah salah satu cara mencatat materi pelajaran yang untuk memudahkan siswa dalam belajar. Metode ini juga bisa disebut dengan teknik mencatat kreatif.  
2.      Metode problem solvingbukan sekedar metode mengajar, tetapi suatu metode berfikir, karena dalam metode solving dapat menggunakan metode lainya yang dimulai dari mencari data hingga menarik suatu kesimpulan.
3.      Metode proyek atau unit ialah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.
4.      Metode moral reasoningbisa diartikan sebagai upaya kita untuk memecahkan masalah moral dengan menggunakan logika sehat.

B.     Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, dan kami menyadari masih banyak kekurangan didalam penulisan makalah ini. Demi kebenaran makalah ini kami memohon saran kepada mahasiswa mahasiswi dan khususnya kepada dosen (Metodologi Pengajaran PAI). Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi bagi kita semua. Amin.






DAFTAR PUSTAKA

B, Eline Johnson. 2002. Contextual Teaching and Learning. Jakarta: Kaifa Tearning.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi edukatif.Cet. 3. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Muslich, Masnur. 2009. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta;Bumi Aksara,
Mustafiyanti. 2014. Strategi Pembelajaran. Lampung Tengah:  Darussalam Press.
Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Cet. 1. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Silberman, Mel.  1996. Active Learning. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.





[1] Mustafiyanti, Strategi Pembelajaran, (Lampung Tengah:  Darussalam Press, 2014), Hal 37-38
[2] Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, cet. Ke-1, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hal. 53-56
[3] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Cet. Ke-3, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), hal. 233.
[4] Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning, (Kaifa Tearning, 2000), Hal . 293
[5] Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta;Bumi Aksara, 2009), Hal. 105

Share:

0 komentar