DIPAKSA DEWASA

Para bocah ingusan selalu pengen jadi dewasa, entah apa yang mereka bayang kan dengan menjadi dewasa,  mengasuh bayi, memasak makanan, dan pergi kepasar. Entah siapa yang mengajarkan mereka bermain peran menjadi dewasa. Itu adalah suatu bentuk kejahatan tidak langsung kepada anak, apa para orang tua hanya menginginkan  putri mereka menjadi ibu rumah tangga? Atau pembantu rumah tanggga? Sedari kecil putri kecil itu  menginginkan mainan itu segera jadi kenyataan. Itu yang aku alami waktu kecil, bocah perempuan yang malang.

Bahagianya hidup diwaktu itu, namun sayang aku habiskan dengan sia-sia memainkan peran yang ga ada artinya. Hidup yang dulu di mimpikan sudah dijalani satu persatu , rasanya sangat pahit sampai gak bisa dinikmati. Emang gak ada buku yang ngajarin gimana seharusnya menjadi dewasa, atau gimana seseorang melalui masa kedewasaan nya atau apalah tentang dewasa itu sendiri. Karena setiap orang punya fase dewasa masing-masing. Dan gak tau kapan dimulainya fase dewasa itu.

Sekarang umur aku pas 20 tahun, dimasa ini aku mulai menjalani perubahan dari fase remaja ke dewasa, entah ini terlalu cepat atau udah keterlambatan, karena di lingakaran aku, aku merasa aku terpilih menjadi orang yang merasakan ini terlebih dahulu, tapi anak kecilpun bahkan ada yang lebih dewasa dari aku, entah itu suatu keberuntungan atau kecelakaan.

Ini masa tersulit dari hidup yang aku pernah jalani sebelumnya, tau kan istilah ‘HIDUP SEGAN MATI TAK MAU’ dan Cuma kata itu yang cocok saat ini.
Menurut ku di usia segini, aku bisa mengahabiskan masa paling indah dengan menikmati dunia sepenuhnya, dengan sedikit beban kecil yang masih dibantu orang tua buat menyelesaikannya, tapi aku melewatkan semua moment itu. Karena apa? Karena aku DIPAKSA DEWASA. Entah apa yang mengharuskan aku buat jadi dewasa. Bagi aku sih aku belum pantas buat dewasa, karena aku masih butuh banyak materi buat jadi dewasa, karena masih banyak yang umurnya diatas aku dan mereka belum dewasa menurut aku.

Dan aku gak tau apa defenisi dari dewasa itu sendiri, oke mari kita googling
Sumber :
http://mcscv.com/detail-kategori/Definisi-dan-pengertian-dewasa/34699/Perbedaan-dewasa-pintar-cerdas-kritis/

Ini adalah bagian dari materi untuk menjadi dewasa, seseorang menjadi dewasa karena keadaannya lah yang menuntut nya menjadi dewasa, seperti itulah kenyataan terkadang bersimpangan antara materi dan praktek.

Jujur, secara mental aku belum siap jika harus menjadi dewasa saat ini. Masalah yang orang-orang dewasa bilang kecil, bagiku itu besar. Masalah yang bagi mereka gampang, bagiku itu rumit. Aku dipaksa buat melakukan apa yang orang-orang dewasa lakukan, bekerja untuk hidup? Mencari makan dan menghidupi diri sendiri? Berpikir mengatur keuangan? Bahkan berhutang dan membayarnya?.

Menjadi dewasa itu SULIT.

Dan saat ini aku harus melakukan dua tugas ku sekaligus, aku kuliah sebagai seorang anak yang harus membangggakan orang tua dengan gelar sarjana, dan aku harus bekerja untuk memulai kehidupan menjadi seorang yang dewasa.
Aku syukuri aja, mungkin ini semacam magang buat jadi dewasa. Yang gak semua orang dapetin kesempatannya.
Apa aku udah keliatan dewasa?
Siapa bilang?
Sampai saat ini aku masih ingin lari dari kenyataan. Aku mengumpulkan materi dari setiap praktek yang aku jalani. Mungkin aku bisa jadi guru kehidupan, tapi menjalani hidup sampai detik ini pun masih sangat sulit.
Ini baru kehidupan dewasa tahap awal, belum lagi jika nati harus menghidupi dua atau tiga orang atau lebih. Ini yang mau aku jalani. Belum selesai tahap pertama, aku sudah dipaksa untuk menyambung tahap berikutnya. Dengan memikirkannya saja aku lupa cara bernapas.

Ada banyak sekali tuntutan yang harus dijalani sebagai orang dewasa. Kalo saat ini kamu merasa sudah dewasa, lebih bijaklah lagi dalam mengambil keputusan meski kamu telah bijaksana. Kalo saat ini kamu merasa belum dewasa, pikirkanlah hal pahit menjadi dewasa jangan hanya berkhayal yang indah saja tentang orang dewasa. Jika tidak, kamu akan jatuh dan itu sakit.

Share:

0 komentar