Makalah Sejarah Peradaban Islam
MAKALAH
SEJARAH
PERADABAN ISLAM
PERADABAN
ISLAM
PADA
MASA NABI MUHAMMAD SAW
DOSEN
PENGAMPU:
DR.
H. FIRDAUS ZUHRI, S.Sos.I., M.A
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK
6 LOKAL 1A PAI
1. MILA
AGUSTIN, NIM: T.PAI.1.2016.045
2. HAFNIZOM,
NIM: T.PAI.1.2016.067
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM
SYEKH
MAULANA QORY (STAI SMQ) BANGKO
TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa. Bahwa penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok Sejarah
Peradaban Islam yang membahas tentang Peradaban islam pada masa Nabi Muhammad
SAW. Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, kerabat atau teman-teman
kami dan Bapak Dr. Firdaus selaku dosen mata kuliah SPI, sehingga
kendala-kendala yang kami hadapi teratasi. Oleh karenanya penulis mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Dr. Firdaus , teman-teman yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat selesai. Tak kalah pentingnya, rasa sayang dan
terima kasih penulis haturkan kepada ayah dan ibu yang senantiasa mendo’akan
dan memberikan dukungannya. Kritik dan saran demi perbaikan makalah ini sangat
diharapkan dan akan diterima dengan lapang dada. Dan akhirnya semoga materi ini
dapat bermanfaat dan menjadi bahan pembelajaran bagi pihak yang membutuhkan,
khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
BAB
I
PENDAHULUAN
Rasullah
Saw lahir pada hari senin 12 Rabi’ul awal tahun Gajah. Ayahnya bernama Abdullah
Ibn Abdi Al Muthalib dan ibunya bernama Aminah binti Wahab. Ayahnya wafat
setelah tiga bulan menikahi ibunya. Ketika Nabi Muhammad berusia 25 tahun, di
berangkat ke siria membawa barang dagangan seorang saudagar kaya raya yang
telah lama menjanda, Khadijah
Kehadiran Nabi
Muhammad SAW, identik dengan latar belakang kondisi masyarakat Arab, khususnya
orang-orang Mekkah. Kehidupan masyarakat secara sosiopolitis mencerminkan
kehidupan yang rendah. Perbudakan, mabuk, perzinahan, ekploitsi ekonomi dan
perang antar suku menjadi karakter perilaku mereka. Dari aspek kepercayaan atau
agama, orang-orang Arab Mekkah adalah penyembah berhala.
Suatu perubahan mendasar dari masa
kebobrokan moral menuju moralitas yang beradab.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Rasullah Saw lahir pada hari senin
12 Rabi’ul awal tahun Gajah. Ayahnya bernama Abdullah Ibn Abdi Al Muthalib dan
ibunya bernama Aminah binti Wahab. Ayahnya wafat setelah tiga bulan menikahi
ibunya. Beliau disusui oleh Tsuwaibah, sahaya Abu Lahab, kemudian dilanjutkan
penyusuan dan pengasuhannya oleh Halimah binti Dzuaib dari kabilah Bani sa’ad.
Ketika berusia lima tahun beliau dikembalikan kapada Aminah. Akan tetapi
setahun kemudian ibu kandung yang amat dicintainya wafat. Abd al-Muthalib
melanjutkan pengasuhan atas cucunya sampai wafatnya dua tahun kemudian.
Tanggung jawab untuk membesarkan Muhammad beralih kepada pamannya Abu Tholib.
Dalam usia muda, Muhammad hidup sebagai penggembala kambing keluarganya dan
kambing penduduk Mekkah. Sejak muda ia sudah dijuluki al-amin (orang yang terpercaya).
Ketika Nabi Muhammad berusia 25
tahun, di berangkat ke siria membawa barang dagangan seorang saudagar kaya raya
yang telah lama menjanda, Khadijah. Dalam perdagangan iini Muhammad memperoleh
laba yang besar. Khadijah kemudian melamarnya.lamaran itu diterima dan
perkawinan segera dilaksanakan. Perkawinan bahagia dan saling mencintai itu
dikaruniai 6 orang anak, Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kulsum, dan
Fatimah.
B. Gambaran
Umum: Misi Nabi Muhammad SAW
Kehadiran
Nabi Muhammad SAW, identik dengan latar belakang kondisi masyarakat Arab,
khususnya orang-orang Mekkah. Kehidupan masyarakat secara sosiopolitis
mencerminkan kehidupan yang rendah. Perbudakan, mabuk, perzinahan, ekploitsi
ekonomi dan perang antar suku menjadi karakter perilaku mereka. Dari aspek
kepercayaan atau agama, orang-orang Arab Mekkah adalah penyembah berhala.
Berangkat dari kondisi inilah dalam
sejarah di catat bahwa Muhammad sering melakukan kontemplasi (uzlah), untuk
mendapat suatu jawaban apa dan bagaimana seharusnya membangun kehidupan
masyarakat Arab. Setelah melalui proses kontemplasi yang cukup lama, tepatnya
di gua Hira, akhirnya nabi Muhammad SAW mendapat petunjuk dari ALLAH melalui
malaikat Jibril untuk mengubah masyarakat Arab Mekkah. Dari sinilah awal
sejarah penyebara dan perjuangan dalam menegakkan ajaran islam.
Para nabi dan rasul yang diutus oleh
ALLAH, dilihat dari pendekatan visi dan misi, dibagi dalam dua bagian, yaitu :
1. Nabi
hanya membawa doktrin teologis, yaitu doktrin yang menekankan subtansi moral
dalam mempersatukan ideal moral manusia ideal moral Tuhan tanpa melakukan
perubahan sosial politik sebagai bagian dari proses ideal moral tersebut.
2. Doktrin
teologis politik, yaitu doktrin yang mengedepankan ajaran moral sekaligus
berusaha melakukan perubahan system untuk menata intuisi-intuisi sosial
politik.
DAFTAR PUSTAKA
Yatim,Badri, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II (Jakarta, PT Raja
Grafindo persad, 2007)
Supriyadi,Dedi, Sejarah Peradaban Islam.(Bandung,
Pustaka Setia, 2008)
Faisal,Saleh.
2014. Peradaban Islam Pada Masa Nabi
Muhammad SAW. http://salehfaisal.blogspot.com/2014/06/perdaban-islam-pada-masa-nabi-muhammad
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
C.
Peradaban Pada Masa Rasulullah SAW
Suatu
perubahan mendasar dari masa kebobrokan moral menuju moralitas yang beradab.
Diantaranya sebagai berikut :
1. Pembangunan
Masjid Nabawi
Dikisahkan
bahwa unta tunggangan Rasulullah berhenti disuatu tempat maka Rasulullah
memerintahkan agar ditempat itu dibangun sebuah masjid. Rasulullah ikut serta
dalam pembangunan masjid tersebut. Saat itu kiblat dihadapkan ke Baitul Maqdis.
Tiang Masjid terbuat dari batang kurma,atapnya dibuat dari pelepah daun kurma.
Tatkala pembangunan selesai, Rasulullah memasuki pernikahan dengan Aisyah pada
bulan syawal. Kaum muslimin melakukan berbagai aktivitasnya didalam masjid,
baik beribadah, belajar, memutuskan perkara, berjual beli maupun
perayaan-perayaan.
2. Persaudaraan
antara kaum Muhajirin dan Anshar
Rasulullah
mempersaudarakan diantara kaum muslimin. Mereka kemudian membagikan rumah yang
mereka miliki, bahkan juga istri-istri dan harta mereka. Persaudaraan ini juga
menjadi lebih kuat daripada hanya persaudaraan berdasarkan keturunan. Dengan
persaudaraan ini, Rasulullah telah menciptakan kesatuan yang berdasarkan agama
sebagai penggantidari persatuan yang berdasarkan kabilah.
3. Kesepakatan
untuk Saling Membantu antara Kaum Muslimin dan Non-Muslimin
Di
Madinah ada 3 golongan manusia, yaitu kaum muslimin, orang-orang arab, serta
kaum non-muslim, serta orang-orang yahudi. Rasullah melakukan satu kesepakatan
dengan mereka untuk terjaminnya sebuah keamanan dan kedamaian. Juga untuk
melahirkan sebuah suasana saling membantu dan toleransi diantara golongan
tersebut.
4. Peletakan
Asas-asas Politik, Ekonomi, dan Sosial
Perubahan
nama Yastrib menjadi Madinah, dalam pandangan Nurholis Madjid, bahwa
agenda-agenda politik kerasulan telah diletakkan dan beliau bertindak sebagai
sebagai utusan Allah, kepala Negara, komandan tentara, dan pemimpin
kemasyarakatan. Semua yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Di kota hijrah itu
merupakan refleksi dari ide yang terkandung dalam perkataan Arab Madinah. Yang
secara etimologis berarti tempat peradaban, yaitu padanan perkataan Yunani
Polis, dan Madinah dalam arti itu sama dengan hadarah dan isaqarah, yang
masing-masing sering diterjemahkan, berturut-turut, peradaban dan kebudayaan,
secara etimologis mempunyai arti pola kehidupan menetap sebagai lawan badawah
yang berarti “pola kehidupan mengembara”, nomad. Oleh karena itu, perkataan
madinah, dalam peristilahan modern, menunjuk pada semangat dan pengertian civil
society, suatu istilah inggris yang berarti masyarakat sopan, beradab dan
teratur. Dalam bentuk negara yang baik. Dalam arti inilah harus dipahami
kata-kata hikmah dalam bahasa Arab, “manusia menurut naturnya adalah
bermasyarakat budaya” merupakan padanan adagium terkenal Yunani bahwa manusia
adalah zoon politicon. Hubungan antara komunitas Islam dan antara komunitas lainnya
didasarkan atas prinsip:
a. Bertetangga
baik
b. Saling
membantu dalam menghadapi musuh bersama
c. Membela
mereka yang dianiaya
d. Saling
menasihati
e.
Menghormati
kebebasan beragama
Tags:
Makalah
0 komentar